Cinta mengajarkan aku betapa indahnya arti sebuah kebersamaan.
Cinta mengajarkan aku apa arti sebuah perjuangan.
Cinta memberikan aku kesempatan untuk merasakan indahnya dicintai dan mencintai.
Namun ketika cinta telah berpaling dari ku, apakah aku sanggup bertahan?
Apakah aku mampu melangkah dalam ketidakpastian? aku hanya butuh seseorang
yang benar-benar tulus ingin bersamaku.
Tapi apakah masih ada orang yang benar-benar tulus mencintai aku yang apa adanya?
Ya itulah sekian arti cinta menurut gue. Dan pertanyaan dari sekian
banyaknya pertanyaan yang masih menumpuk di benak gue. Gue memang selalu
bertanya-tanya sendiri tentang cinta? what do you think? banyak orang
bilang kalau jatuh cinta itu indah. Helo? yang namanya jatuh itu pasti
sakit lah. Cuman kata cinta aja yang membuat rasa jatuh itu jadi enak.
Bener gak? banyak orang juga bilang kalau cinta itu menerima apa adanya
pasangan kita. Bener gak? menurut gue itu salah besar. Kenapa gue bilang
salah. Dari pengalaman gue yang udah gagal beberapa kali itu,
menyatakan dengan tegas bahwa orang selalu jatuh cinta pada pandangan
pertama karena fisik. Minggu demi minggu, bulan demi bulan memang selalu
indah. Tapi ujung-ujungnya ketika pisah selalu bermasalah karena sifat
yang tidak cocok. Bener gak? Helo?
Oke gue akan cerita sedikit tentang beberapa pengalaman gue kurang
lebih setahun lalu yang mengantarkan gue pada lautan kegalauan dan
berujung pada sebuah status yang selalu jadi bahan perbincangan orang,
ejekan orang, dan kesinisan orang. Ya kalian bisa tebak sendiri lah.
Namun kalian pasti suatu saat nanti akan berterima kasih kepada status
yang selalu kalian galaukan ini. Check this out!
Berawal dari jadinya gue anak baru. Bisa dibilang biasa aja. Tapi
entah mengapa, kegiatan olahraga di sekolah gue mengantarkan rasa yang
sedikit berbeda. Dari situlah rasa itu ada. Perbincangan kami dimulai
dari sosial media yang sangat terkenal waktu itu. Kami pun merasa cocok
dan memutuskan untuk janjian ketemu. Sebut saja cowok itu AG. Kami
bertemu di salah satu mall di tempat mainan anak kecil. Kebetulan hobi
kami sama, main basket. Ya dari situlah kecocokkan kami berasal.
Beberapa hari kami mengenal, kami rasa itu cukup. Kami pun memutuskan
untuk jadian. Kami sering sekali bertemu. Walaupun tidak setiap hari.
Jalan bersama, nonton bersama, makan bersama, dan nemenin dia berenang
pun pernah walaupun aku gak ikut renang dan aku Cuma jaga tas sambil
main hp *miris*. Gue boleh narsis dikit gak ini? boleh aja gini ya. Bisa
di bilang gue anak yang baik hati, masalah duit gue gak masalahin.
Cuman lama kelamaan gue jadi agak ngerasa tekuras sedikit. Ya namanya
juga anak sekolahan. Seringnya gue jalan dan makan, seringnya juga
kertas warna-warni gue yang bernilai melayang. Gue mulai merasa ilfil
*muka sampi ke kiri kanan kamera maju mundur*. Bukannya gue matre. Tapi
sebagai cowok dimana rasa malu kalau cewek yang selalu bayar? helo? tapi
gue masih tahan semua kejanggalan ini. Hingga suatu saat, pertandingan
basket untuk pelajar dimulai. Sekolah gue dan sekolah gue ikut. Tapi apa
yang terjadi? kita lagi berada di acara yang sama tapi dia gak peduli
sama sekali. Ya tanpa pikir panjang pun emosi gue meledak kayak kompor
dan kata putus pun tidak terhindarkan. Gue akuin dia orang yang
romantis. Tapi dalam pemikiran dan pegangan gue adalah, cinta bukan
hanya butuh keromantisan, tapi juga sebuah perhatian. Cinta memang bukan
soal materi, tapi cinta berasal dari dua orang yang sama-sama saling
mengeluarkan materi. Cinta itu memang bisa tumbuh di mana saja dan kapan
saja. Tapi ingat, bertahan adalah hal tersulit dari cinta. Dari sini
lah gue belajar dari kegagalan yang gue lakukan sendiri. Dan perjombloan
gue pun dimulai.
Kurang lebih sebulan gue menjomblo, gue jadian. Sebut saja dia AU.
Cowok hitam manis ini setahun lebih tua di banding gue. Sama seperti
sebelumnya. Gue kenal dia lewat sosial media. Hanya beberapa hari gue
kenal sama dia, gue pun menyatukan hubungan yang lebih lah istilahnya.
Bisa di bilang dia orang pertama yang gue beraniin diri kenalin sama
boka nyokap gue. Entah kenapa nyali gue lagi kenceng banget. Secara gue
anak cewek yang dilarang keluar malam. So, gue suruh dia aja ke rumah.
Alhasil, nyokap gue keliatan suka sama itu anak.
Bulan puasa kami laluin bersama, terawih pun sempat sama-sama. Dari
sinilah gue sangat berharap bisa lama sama dia, AU. Tapi Tuhan berkata
lain. Seindah apapun yang telah kita lewati, perjuangan bagaimanapun
yang telah kita lakukan. Tetap saja tidak bisa mengubah apa yang telah
dikehendaki sang maha kuasa. PUTUS. Kurang gede apa lagi coba itu
kata-kata? itu Cuma lima huruf. Tapi maknanya dalam loh. Bisa bikin
orang nangis tujuh hari tujuh malam *maap lebay*. tapi bener kan? Ngaku
aja deh pasti kalian nangis juga kan kalau baca kata-kata itu? awalnya
gue sudah berusaha untuk mempertahankan hubungan ini. Sekuat mungkin.
Tapi apa daya, gue Cuma berjuang sendirian. Keegoisan telah menang di
atas ketulusan. Ya selalu itu biang keroknya. Lagi dan lagi masalah
sifat. Orang pacaran kalau kelai itu wajar bukan sih? orang yang sudah
berpuluh tahun menikah saja masih ada kelai nya. Apalagi orang yang baru
seumur jagung pacaran *istilahnya*. Dia, iya dia mengakhiri segalanya.
Gue pun mengiyakan, walau dalam hati gue berkata tidak.
Beberapa bulan kemudian dia ngajak gue balikan. Setelah denger
curhatan gue. Tapi gue tidak ada lihat keseriusan sama sekali. Jadi gue
tolak ajakan dia. Tapi hubungan gue sama dia sampai sekarang baik-baik
saja. Gue sama dia udah jadi temen deket. Seperti tidak pernah terjadi
sesuatu. Bersyukur banget kalau semua mantan kayak gini ya. Dari cinta
jadi sahabat.
Dari sini gue ambil hikmah, dalam suatu hubungan itu wajar kalau ada
ketidak cocokkan. Kalau kalian berani mengambil keputusan berani juga
ngambil resiko. Kalau sudah mancing hati anak orang, terimalah dia
sebagaimana dia. Kalaupun ada masalah kecil yang masih bisa
diselesaikan, selesaikan lah dengan masalah dingin. Jangan menyesal di
kemudian hari. Kalau menyesal dan ingin mengajak balikan. Ajaklah
pasanganmu balikan dengan serius dan meyakinkan. Agar dia tahu
keseriusanmu. Dan tidak semua mantan harus di musuhin. Semua pasti bisa
menjadi temen bahkan jadi sahabat. Siapa tahu jadi jodoh lagi. Rahasia
Tuhan siapa yang tahu ya kan?
Tuhan itu memang baik. Saking baiknya, Dia mengirimkan aku cinta
lagi. Dan tidak membiarkan aku galau lebih lama. Tepatnya di tempat aku
les bahasa inggris. Saat itu sedang acara hallowen. Awalnya gue Cuma
iseng aja, sok beraniin diri dateng. Dengan kostum yang serba hitam gue
datang dengan cantiknya. Namun mataku langsung mengarah ke sebuah
ruangan yang gelap. Ini memang buatan tapi seremnya berasa sampai ke
tulang. Tapi yang namanya sudah terlanjur basah apa boleh buat. Gue
antri buat masuk yang namanya uji nyali. Nyali gue naik turun udah kayak
lift aja. Pas giliran gue naik, nyali gue seperti ketinggalan di bawah.
Ah menyesal sekali gue naik ke lantai atas. Tapi gue seperti kejatuhan
kue coklat yang manis sekali di saat gelapnya ruangan. Cowok berbehel,
rambut agak keriting, manis, tinggi itu seperti malaikat kemalaman yang
nyelamatin gue. “ayo kak sini gak papa. ada aku” *sambil narik tangan
sebalah kanan*. Gue sempet bengong beberapa detik di situ. Bukan karena
orangnya. Tapi karena dia manggil gue kakak. Ku pikir dia lebih tua dari
gue. Tapi ternyata gue salah. Gue seperti dihipnotis dengan
kata-katanya, alhasil gue pun kembali memberanikan diri. Selama uji
nyali, tangan gue nempel kayak perangko sampai acara selesai. Gue gak
sadar juga sih sebenarnya. Gue mencoba untuk tetap santai tapi beribawa
karena gue kakak kelas. Gaya dikit gak papa kan? Siapa mau larang haha.
Tapi gue sama dia, sama-sama belum tahu nama masing-masing.
Sampai rumah gue malah kegirangan dan berharap gue ketemu sama anak
itu lagi. Dan ternyata doa gue dikabulin *terharu*. Gue ketemu dia lagi.
Dan dia tersenyum sama gue. Kami pun saling ngobrol dan bertukar nomor
handphone. Komunikasi kami pun kenceng kayak sinyal aja. Dan ternyata
sekolah kami berdekatan juga. Jadi kami selalu curi kesempatan kalau
pulang cepat untuk jalan walau sekedar makan yang cukup untuk kantong
anak sekolahan. Entah gue kena karma atau gimana. Sebelumnya gue pernah
nolak anak yang lebih muda dari gue dan gue pernah bilang dan berfikir
kalau tidak mau sama berondong. Gue lebih suka anak yang lebih tua dari
gue. Ya tapi gak tua amat lah *tolong yang ini jangan jadi kenyataan ya
Tuhan*. Namun gue tetap bersyukur aja sih. Awalnya sih gue ragu buat
ngejalanin ini semua. Ya tapi namanya jatuh cinta pandangan pertama
gimana sih. Eits, sebelumnya gue juga gak percaya jatuh cinta bisa
pandangan pertama. Tapi lagi-lagi gue ngerasain juga. oke kita kembali
lagi ke topik pembicaraan. Hubungan kami pun resmi di tanggal cantik 11
12 13. Sungguh di luar dugaan yang gue kira. Gue pun kembali memutuskan
untuk serius dalam hubungan ini.
Seminggu kami baik-baik saja. Masuk minggu kedua, kami ada masalah.
Datangnya dari kesalahpahaman. Dan di sini gue ngalah. Dan dia tidak mau
disalahkan. Lagi dan lagi gue bertahan dan berjuang sendirian di dalam
ketidakpastian mau dibawa hubungan ini. Gue coba buang pikiran negatif
gue dari kejadian buruk sampai terburuk. Gue nunggu tiga hari kabar dari
dia tapi gak ada sama sekali. Hingga suatu malam gue dapat sms yang
isinya kalau dia minta diakhiri sampai sini saja dan minta semua
baik-baik saja sebelum kita pacaran. Sontak gue langsung nangis *jujur*.
Gue kecewa lagi. Gue patah hati lagi. Kepercayaan diri soal cinta mulai
menurun. Gue sakit hati sama yang namanya cowok. Tapi untungnya gue
masih punya sahabat-sahabat tercinta gue yang selalu setia menemani gue.
Mereka yang memberi gue semangat. Dan selalu berkata, “sudahlah, buat
apa kamu nangisin dia yang jelas-jelas masih bocah”. iya walaupun dia
lebih muda dari gue. Gue akuin, dia bisa buat gue nyaman saat sama dia.
Dia bisa jadi teman walaupun gue sama dia statusnya pacaran. Tapi Tuhan
lagi dan lagu nguji gue. Gue pasrah. Gue terima semuanya dengan ikhlas
dan lapang dada. Gue Cuma bisa berharap ada hikmah di balik semua ini.
Setelah kejadian putusnya gue yang terakhir, gue belum nemuin yang
namanya pengganti sampai saat ini. Bukan karena gue gagal move on atau
gimana ya. Yang lagi deket juga gak ada sih. Kembali lagi sih. Gue hanya
bisa dan selalu mencoba berfikir positif. Gue lagi diuji nih sama
Tuhan. Mungkin Tuhan lagi nyuruh gue buat luangin waktu untuk gue
sendiri dan keluarga gue. Gue lagi di suruh belajar menjadi pribadi yang
lebih dewasa lagi. Menjadi orang yang bisa menjadi cewek seutuhnya.
Yang bisa menjadi ibu dan istri yang baik ketika nanti. Karena apa? apa
kalian tahu? gue pernah baca di salah satu media sosial dan gue juga
pernah denger ceramah di salah satu program televisi. “yang baik akan
mendapatkan yang baik pula. Begitupun sebaliknya”. dan mungkin Tuhan
sedang membuatku menaiki tangga demi tangga untuk mendapatkan yang
terbaik pula. Amin.
Nah, kalian semua guys. Jangan berfikiran negatif akan status jomblo
yang kalian rasakan sekarang. Selalu berfikir positif. Tuhan tidak akan
menguji umatnya melewati batas kemampuan. Yakinilah, tidak selamanya
kalian akan menyandang status jomblo. Yakinlah, Tuhan sedang mengujimu
agar Dia melihat seberapa pantas kamu mendapatkan yang terbaik. Keep
smile guys!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar